Aku merasakannya lagi, setelah baru saja kukubur dalam-dalam
mimpi itu. Menginjak tanah daratan benua itu, Amerika namanya. Mimpi yang
kurasa bertahan paling lama di pikiranku, di jiwaku. Lama, karena sulit
menggapainya. Tiga tahun lalu, setelah membaca sebuah karya yang menurutku
sangatlah berharga, karena mampu menggetarkan hatiku. Buku yang membuatku berani
memiliki mimpi. Berani mencari-cari beasiswa untuk bisa hadir disana. Di tengah
taman dengan pohon maple yang sedang berguguran daunnya, dengan pemandangan air
terjun niagara yang begitu dekat, sangat dekat. Aku menyukai bacaan-bacaan yang
berlatar luar negeri, dari Asia sampai Amerika. Begitu juga dengan buku-buku
berlatar negara-negara di Eropa. Namun, sungguh aku hanya tertarik pada benua
satu itu, yang ditemukan Christoper Colombus 71 tahun lalu.
Wednesday, January 23, 2013
Monday, January 14, 2013
Nangis
Halo, blog! Ini hari terakhir nilai-nilai semester 5 bermunculan loh di sistem akademik kampus. So far so..... good or bad? Well, hasilnya biasa-biasa aja. Masih logis lah kalo dibanding sama apa yang gue lakuin selama 3 bulan terakhir ini hihihi. Yap, saya selalu bersyukur dan berusaha untuk terus bersyukur, apapun hasilnya apapun keadaannya. Terus mau ngomongin nilai? Ngomongin IP? Apa mau ngomongin masa depan? Hahaha salah semua! Mau ngomongin kamu dong........ eh salah juga. Lagi pengen nulis aja, maaf kalau gak beraturan gitu ya tulisannya.
Monday, January 7, 2013
Hujan
Datang menderu-deru. Tak mau kalah untuk jatuh duluan. Seperti siang
ini, di ruangan kamar yang hanya mengandalkan secuil sinar matahari untuk menerangi. Gelap sekali. Aku hanya butuh sinar dari layar laptop untuk tidak begitu mengubah suasana saat ini. Sesekali kutengok lewat
jendela, mereka masih menderu-deru, entah sampai kapan. Sayang sekali untuk melewatkan suasana seperti ini untuk tidur sampai 2 jam kedepan. Iya, ini sangat tumben.
Dingin. Mungkin suasana ini akan agak mencekam bila kusetel trans tv yang menampilkan film horor tiap siangnya. Padahal aku pun tidak pernah berani menontonnya sendirian, terlalu menyeramkan. Dengan sendirian di rumah seperti ini pun sudah cukup membuat agak mencekam. Haha bercanda.
Aku kembali pada diriku.
Dingin. Mungkin suasana ini akan agak mencekam bila kusetel trans tv yang menampilkan film horor tiap siangnya. Padahal aku pun tidak pernah berani menontonnya sendirian, terlalu menyeramkan. Dengan sendirian di rumah seperti ini pun sudah cukup membuat agak mencekam. Haha bercanda.
Aku kembali pada diriku.
Apakah aku pernah menjadi seperti tetesan
hujan? Berjatuhan bersama jutaan tetesan lainnya, mencari tempat untuk
singgah kemudian pergi ke muara lalu kembali lagi menguap menjadi hujan.
Ya, kupikir ini siklus kehidupan. Semua orang sedang mengalaminya.
Jatuh, tenang, naik, lalu terbang tinggi. Fase yang paling menyenangkan
menurutku ya fase tenang, ketika aku tidak perlu merasakan takut akan jatuh atau
bermimpi muluk-muluk untuk naik lalu terbang. Aku sedang stagnan, datar, tenang,
tanpa mengetahui harapan. Bahaya mungkin. Tapi perasaan seperti ini
hanya kurasakan saat ini, ketika hujan dan gelap menemani.
14:02 iseng diselimuti dingin