Heran. Sering sekali aku disebut kepo. Padahal,
kupikir kepo yang kulakukan itu banyak manfaatnya. Mirip-mirip kayak
multivitamin ya. Hahaha.
Setahun lalu, setelah selesai menandatangani
kontrak kerja, naluri itu muncul. Rasanya penasaran sekali dengan
suasana kerja kantorku nantinya. Kemudahan akses internet membantuku
untuk mencari tahu.
Halaman depan Google menyapa hangat. Ku ketik
beberapa keyword untuk mencari tahu work culture kantorku yang
sekarang ini. Di halaman pertama hasil pencarian, aku malah menemukan
link tumblr seseorang yang terlihat mendeskripsikan informasi yang
kubutuhkan. Wah, senang sekali. Akhirnya kutelusuri halaman
tumblrnya.
Yes, She is. Namanya Hana Bilqisthi. Ternyata dia
calon teman sedivisi. Suka bercerita di tumblr dan blog. Sama-sama
anak UI. Penampilannya seperti anak-anak rohis yang biasa kulihat.
Itulah informasi awal yang kudapatkan melalui halaman mayanya.
Melalui header blog dan tumblrnya, terlihat
tulisan “The Luckiest”. Jujur, aku agak heran dan sangat
penasaran dengan perempuan ini dan keberuntungannya. Terlebih, aku
belum pernah sama sekali bertemu walaupun kita pernah belajar di
lingkup area yang sama.
Aku tidak sabar menyambut hari pertama bekerja dan
bertemu Hana. Apakah ia seperti apa yang kubayangkan melalui
tulisan-tulisannya? Atau malah aku dikelabui ekspektasiku sendiri?
Entahlah.
Hingga hari pertama bekerja tiba juga. Aku bertemu
dengan real Hana. First thing I get, I was wrong at all. Ternyata dia
tidak seperti yang kubayangkan. Hahaha.
Kupikir ia tipikal muslimah kalem yang pendiam.
Nyatanya tidak. Seringkali ia menghampiri rekan kerja di meja yang
lain, mengobrol, atau bergumam sendiri. Bahkan, ia punya ciri khas
yang tidak dimiliki orang-orang lain yang pernah kutemui. Tiap kali
memasuki ruangan riset, ia selalu mengucapkan “Assalamualaikum...”
Selain itu, ia juga sangat ekspresif terhadap apapun. Dalam sehari,
ia mengucapkan beberapa kali “Jeng...jeng”. Awalnya aku tidak
mengerti akan maksudnya. Sampai akhirnya aku tahu kalau itu merupakan
ekspresi wajar dari seorang Hana.
Berganti hari dan bulan, aku semakin mengenal
Hana.
Hana mengubah perspektifku soal cover seseorang.
Karena selama ini, aku jarang sekali bisa dekat dengan seseorang yang
penampilan hijabnya sudah hampir sempurna. Kemudian Allah
mempertemukan aku dengan Hana. Kupikir ia merupakan salah satu
muslimah yang open minded. Ia tidak hanya terbuka terhadap ilmu
agama, tapi juga pengetahuan umum. Sehingga pandangannya tidak
menyudut di satu bagian.
Kami suka mengobrol ngalor-ngidul berdasarkan
teori. Sebagai orang dengan short term memory, aku senang sekali bisa
bertemu dengan Hana yang memiliki memori jangka panjang. Ia masih
mengingat banyak hal yang telah dipelajarinya semasa kuliah. Apalagi,
aku juga punya ketertarikan akan dunia psikologi. She helps me a lot.
Sekilas, aku memiliki banyak sekali perbedaan
dengan Hana. Namun, tidak menutup kemungkinan kami tetap melahirkan
banyak topik untuk dibicarakan. Ya, karena akan selalu ada kesamaan
walaupun tidak begitu banyak. Seperti suka membaca buku. Kami sering
sekali saling meminjam dan meminjamkan buku. Meskipun kami tidak
selalu menyukai genre yang sama. Tapi, itulah yang membantuku
mempelajari hal baru, karena membaca buku yang tidak bergenre sama.
Selain buku, kami punya ketertarikan yang sama
dengan salah satu penulis rubrik di majalah Time. Joel Stein. Setiap
mendapatkan kiriman majalah Time, aku selalu mengecek tiap halaman.
Ketika menemukan ada rubrik yang ditulis Joel Stein, aku langsung
reflek bilang “Hanaaaaaaaaa, ada Joel Steiiiin haa.”
Anyway, di ruangan kami membebaskan ekspresi
banget. Jadi, aku pun merasa bebas untuk bersahut-sahutan alias
ngobrol jarak jauh. Rasanya jadi seperti berada di rumah kedua.
Pertemuan dengan Hana membuatku menyadari akan
fungsi kepo dunia maya yang tidak 100% akurat. Untuk mengenal
seseorang, memang cara yang paling baik adalah berbicara tatap muka,
bukan. Ya, walaupun kepo tetap membuahkan banyak manfaat sih. :))
Terima kasih Hana sudah baik selama setahun ini.
Keep positive dan menularkan semangat yah.
Semangat! :)
7 comments:
Terharu gue :') Jazakillah khair Retno :D
akhirnya ketemu sama temen yg klop yak. hahaha
yah, terkadang emang gtu sih, niatnya peduli tapi diartikan kepo oleh orang lain. serba salah.
penasaran gue sama rubik yg d tulis oleh joe taslim itu, ntar gue baca deh.
eh, namanya beneran joe taslim kan ya? mirip kyak pemain the raid yak
Wa iyyaki :D
Gitu ya, pergeseran banget hehe. Anyway, nama penulisnya Joel Stein, bukan Joe Taslim :D Silakan dicari di majalah Time hihi
Uwww gemas banget sama persahabatan kalian. Semoga selalu kompak dan temenan sampe oma-oma yah:D
Yuk kapan kapan kita nongki bareng~~~~
cheers,
ifa
aah.. alhamdulillah.. makasih pujiannya iffah :D
amin..
btw, mau ketemuan kapan? :)
baca ulang postingan ini dan sukaaa :D tetep terharu :') makasih banyak Retno :D
Post a Comment